LATAR BELAKANG LAHIRNYA TO CIUNG

Palopo, Sulawesi Selatan, Indonesia
UKPM TO CIUNG berdiri pada tanggal 13 Oktober 2010 yang merupakan rangkaian dari kegiatan "Pelatihan Jurnalistik dan Menggagas Pers Kampus Universitas Andi Djemma Kota Palopo" dari tanggal 10-13 Oktober. Salah satu hasil dari pelatihan ini, adalah disepakatinya nama media TO Ciung beserta susunan pengurus redaksinya. Kemudian dibentuknya Unit Kegaiatn Pers Mahasiswa (UKPM) TO CIUNG Universitas Andi Djemma beserta pengurusnya. Sekretariatnya di Kampus Universitas Andi Djemma KOTA PALOPO Jl.Sultan Hasanuddin No.13-15 Email: ukpmtociung@gmail.com

Senin, 25 Oktober 2010

Semangat Baru Bersama Lahirnya UKM Pers To Ciung

Dari masa ke masa ada kecenderungan yang berbeda-beda. Biarkan dia berjalan sesuai dengan dinamikanya, yang sangat penting bagaimana kita bisa merefleksikan diri secara kritis , menempatkan diri dengan kondisi dan realita objektif agar mampu mewujudkan keberpihakan secara nyata

Keberadaan pers mahasiswa di berbagai daerah telah banyak memberikan kontribusi positif. Pers hampir selalu ada di setiap perguruan tinggi  di Indonesia. Sama halnya di Universitas Andi Djemma, ia mulai menggali potensi yang dimiliki oleh mahasiswa dengan mendirikan pers UKM Pers Kampus TO CIUNG Uninversitas Andi Djemma tepat tanggal 13 Oktober 2010.  Pembentukan sebagai rangkaian dari kegiatan ‘'Pelatihan Jurnalistik Dasar dan Menggagas Pers Kampus'' yang dilaksanakan selama tiga hari (10-13 Oktober 2010) yang  diikuti 8 orang mahasiswa yang tersebar ke berbagai fakultas, diantaranya Fakultas Isipol, Hukum dan Kehutanan. Kegiatan ini di laksanakan di gedung 1 Lantai 2 kampus Universitas Andi Djemma. Pers kampus ini didirikan dengan maksud sebagai media informasi-komunikasi,  penyaluran aspirasi maupun pemikiran  dan membangun opini mahasiswa tentang birokrasi dan kelembagaan kampus.

Pemateri dan fasilitator kegiatan ini, yaitu  Abd. Rahman, SH., yang juga Kabag Kemahasiswaan Unanda, Basri Andang dari Perkumpulan JURNAL CELEBES (Jurnalis Advokasi Lingkungan Sulawesi) dan pemerhati media alternatif, dan Junardi yang juga Ketua JIRAK CELEBES (Jaringan Independen Radio Komunitas Sulawesi Selatan). Selama tiga hari mendapatkan materi sekaligus praktek mulai jurnalistik, teknik menulis berita, teknik meliput dan wawancara, dan membuat desain media sendiri. Selain itu, materi  pers mahasiswa dan pers mainstraiming. 

Tidak terlalu jelas memang kapan pertama kali pers mahasiswa muncul di Indonesia. Tapi satu hal yang pasti terbukti dia hampir selalu ada di setiap perguruan tinggi di Indonesia. Demikian pula tidak ada catatan resmi berapa jumlah pers mahasiswa yang tetap eksis hingga kini. Namun bisa diduga jumlah pers mahasiswa hampir sebanding denga jumlah perguruan tinggi. Bisa di bayangkan , betapa besarnya kekuatan pers mahasiswa jika memang kenyataan itu benar adanya. Aktifitas pers mahasiswa sejatinya sudah sejak lama di lakukan oleh mahasiswa, terutama untuk menghidupkan kembali salemba dan gelora mahasiswa. Namun usaha ini selalu gagal akibat efek traumatis yang menganggap pers mahasiswa hanya mengganggu ketenangan kampus

Disinilah kesempatan itu diambil oleh Maman sapaan akrabnya untuk mengobati  trauma itu dengan membentuk pers kampus  di Universitas Andi Djemma.

Dalam era keterbukaan ini, pers mahasiswa mesti mengawal kebebasan dalam praktek kebertanggungjawaban. Pers mahasiswa dilatih untuk memposisikan diri secara obyektif, menegakkan akurasi, menerapkan prinsip balance dalam pemberitaan dan tulisan serta menjauhi kabar bohong atau fitnah. Artinya pers mahasiswa bisa menjadi lahan kondusif untuk menjiwai spirit pers sesungguhnya. Inilah juga salah satu harapan dari Kabag Kemahasiswaan, Selain itu ungkap Maman sapaan akrabnya bahwa harapan kedepan pers Universiras Andi Djemma dapat menjadi motivator dalam kerangka pembangunan demokrasi di kampus sekaligus sebagai sumber informasi dan komunikasi bagi civitas akademika Universitas Andi Djemma.

Hal ini pula mendapat respon positif dari pimpinan Universitas untuk menindaklanjuti kepengurusan UKM Pers ini dengan membuatkan SK kepengurusan. Terakhir, kinerja dan prestasi organisasi kemahasiswaan takkan mungkin tercitrakan tanpa ada penebitan pers mahasiswa.

Tanpa kehadiran pers mahasiswa, kinerja dan prestasi BEM ataupun lembaga-lembaga kemahasiswaan sulit dicitrakan dan tak di ketahui khalayak luas. Harapan dari salah satu peserta pelatihan jurnalistik ini, Nasrum bahwa, kedepannya pers mahasiswa ini  tidak hanya terkungkung di dalam kampus saja (internal) melainkan juga perlu bergerak ke luar kampus (ekternal).  HIDUP PERS UNANDA…!!!!!!  (Fitri)